Jumat, 07 Agustus 2015

SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI (part.6)


EMANSIPASI SALAH KAPRAH

Putriku tercinta,...!!
Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun
beristirahat untuk memikirkan cara-cara agar agama Islam
serta umatnya semakin terpuruk dari zaman ke zaman.
Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta
kebodohan yang melanda hampir seluruh masyarakat Muslim.
Secara perlahan namun pasti, mereka dengan licik telah
menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta
pengajaran di kalangan wanita Muslim. Secara halus mereka
terus menerus meniupkan angin surga emansipasi di kalangan
kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke
lembah penindasan serta menjebloskannya ke dalam jurang
kehancuran yang menyesatkan.

Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya
diawali dengan tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan
gaji serta jam kerja antara kaum wanita dan lelaki yang samasama
bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang mulai
santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa
itu akhirnya meluas dan merambat pada bidang-bidang lain
yang secara spontanitas -atau memang sengaja- dihembuskan
oleh pihak-pihak tertentu. Lalu lebih jauh, tuntutan atas
persamaan hak tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas
‘perusakan’ hak dari kaum lelaki. Misalnya, pada mulanya
kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih pasangan
hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun
kemudian hak tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk
menyerahkan dirinya kepada siapa saja yang mereka
kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa
saja yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah
yang satu ini. Sebab Allah Subhaanahu wa ta'ala juga telah
mengingatkan dalam firmanNya,

وَلَا تَقْفُ مَا لَیْسَ لَكَ بِھِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْھُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta
pertanggungjawabannya." (Al-Isra: 36)

Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum
di sekelilingmu bila pada malam hari, masih banyak para
wanita yang berkeliaran sendirian atau berkelompok, mereka
sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan
pekerjaan laki-laki di setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan
begitu cara memaknai posisi wanita yang sebenarnya dalam
sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah radhiyallahu
‘anha dan kisah Aisyah radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang
gelar sebagai "wanita sukses". Bahkan dengan keharumannya,
sampai saat ini pun setiap zaman masih ikut merasakan
pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladanteladan
lain yang jelas-jelas kedudukannya jauh berada di
bawah kedua wanita yang mulia itu? Sungguh, Khadijah
radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang wanita
karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi
teladan bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan,
kedermawanan, serta keberhasilannya dalam bisnis
perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya
dalam mendampingi sang suami yang menjadi seorang
pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam membantu tugas suami, siaga dan lincah dalam
mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai
putriku! Keduanya termasuk pahlawan dan penegak
kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula yang selalu
mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat
tertinggi tanpa pernah mengurangi sedikit pun derajat serta
kehormatannya.

Maka dengarlah, putriku!
Janganlah pernah sekali-kali kau tergoda
oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar
disampaikan oleh orang-orang di sekitarmu. Karena
sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali
penindasan" melainkan justru untuk menghancurkan dirimu
dan agamamu dari dalam.

0 komentar:

Posting Komentar