Jumat, 07 Agustus 2015

SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI (part.9)

HIJAB

Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa
sesungguhnya kau diciptakan dengan fitrah yang sangat mempesona?
Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di muka bumi ini
adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan orang-orang yang tak mengerti?

Maka ingatlah selalu pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah
(ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada
masalah wanita."
(HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim, no.2740, 2741)

Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu itu, adalah sebuah permasalahan yang harus
disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu agar benarbenar
mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan penampilan pesona performa fisikmu, serta
kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah diperingatkan itu. Wahai putriku tersayang,
Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu
sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri
atau bahkan orang lain ke dalam neraka Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat menyayangi
dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dan
Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang
kamu tak sanggup memikulnya.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
لَا یُكَلِّفُ اللَّھُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya."
(Al-Baqarah: 286).

Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan
pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu
yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh. Sebab dengannya, kalian akan dapat lebih mudah
dikenali sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ یُعْرَفْنَ فَلَا یُؤْذَیْنَ وَكَانَ اللَّھُ غَفُورًا رَحِیمًا
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Al-Ahzab: 59)

Putriku shalihah,...!!
Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah
Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa ataupun
zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai
konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan.
Perintah Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang masalah hijab
(jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang
beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada siapa pun
juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi
setiap wanita Mukminah sepertimu.

Allah berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ یَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِھِنَّ وَیَحْفَظْنَ فُرُوجَھُنَّ وَلَا یُبْدِینَ زِینَتَھُنَّ إِلَّا مَا
ظَھَرَ مِنْھَا
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kehormatannya, dan janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya."
(An-Nur: 31)

Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi
ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasuskasus
perkosaan yang seringkali terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita Mukminah. Syariat Allah Subhaanahu wa ta'ala itu
benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada pada
kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab
sebagai komoditas yang diperjualbelikan dalam pengertian
yang luas. Di mana pada gilirannya nanti akan dapat
menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga mesti kau ingat adalah bahwa hijab bukanlah sarana
untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar
ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar’i masih tetap bisa kau lakukan sepanjang masih
memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar